Sebagaimana telah kita ketahui bahwa stunting dapat memengaruhi perkembangan, termasuk kecerdasan. Namun, pada kenyataannya, ada anak-anak yang tinggi badannya di bawah rata-rata, tetapi memiliki tingkat kecerdasan yang tergolong tinggi. Sebaliknya, ada anak-anak dengan pertumbuhan fisik yang bagus, tetapi tingkat kecerdasan di bawah rata- rata. Untuk menjawab fenomena tersebut, kita perlu mengingat kembali perbedaan anak pendek dengan stunting.
Stunted (pendek) adalah gangguan pertumbuhan dengan ukuran antropometri tinggi badan menurut umur (TB/U atau height for age/ HAZ) <-2SD kurva pertumbuhan WHO, yang hanya mengindikasikan ukuran fisik. Sementara itu, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan karena anak mengalami kekurangan gizi, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Oleh karena itu, anak stunting pasti stunted (pendek), tetapi anak stunted (pendek) belum tentu stunting.
Beberapa faktor risiko yang memengaruhi tumbuh kembang anak antara lain:
Potensi genetik hanya berpengaruh sekitar 20-25% terhadap terjadinya stunting. Sisanya adalah faktor lingkungan, termasuk lingkungan ketika anak masih dalam kandungan. Setelah lahir, anak hidup dalam lingkungan masyarakat di mana ia tumbuh dan berkembang sehingga lingkungan berperan penting dalam menyediakan kebutuhan dasar yang mendukung tumbuh kembang anak (asah, asih, asuh).
Sumber : Stunting-pedia Jilid 1 (Tanoto Foundation)
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Surakarta bertugas melaksanakan urusan pemerintahan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak serta urusan pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Gedung Tawangpraja Lt. 2 dan 3 Kompleks Balaikota Surakarta, Jl. Jenderal Sudirman No. 2 Surakarta 57111
Phone: +6271646223
Email: dp3ap2kb@surakarta.go.id